Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Farmasi Komunitas

PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN OBAT ANALGESIK DAN ANTIPIRETIK PADA IBU HAMIL A. A. Rai Mas Feby Kumala Dewi; Aina Senja Yuliyani; Bella Rizkia Dianita; Diah Ayu Wakita Trimanda; Febria Tri Erliana; Helmy Kurniawan; Muhammad Zaesal Rizki Muzaffar; Rossika Rachmafebri; Sakinah Sakinah; Vidya Annisa Pebriastika; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7 No. 1 (2020): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.949 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v7i1.21658

Abstract

Pada saat kehamilan terjadi beberapa keluhan salah satunya adalah nyeri. Nyeri selama kehamilan baik yang disebabkan oleh kehamilan ataupun keadaan akut perlu ditangani secara memadai. Berbagai analgesik dan antipiretik diresepkan untuk mengobati rasa sakit pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang pengetahuan, penggunaan, dan pengaruh usia serta hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil terhadap obat analgesik dan antipiretik pada ibu hamil. Penelitian dilakukan secara cross sectional di wilayah Surabaya Timur di beberapa puskesmas dan praktik bidan swasta pada tanggal 11-14 September 2019. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi. Variabel bebas dalam penelitian adalah umur dan pendidikan, serta variabel terikat adalah pengetahuan tentang penggunaan analgesik dan antipiretik. Pada hasil pengetahuan, diperoleh total skor rata-rata 6,3 yang tergolong sebagai tingkat pengetahuan sedang dan hasil penggunaan obat analgesik dan antipiretik pada ibu hamil sudah dipahami dengan baik. Berdasarkan uji ANOVA diperoleh p-value>α sebesar (0,373>0,05) dan uji Fisher diperoleh p-value>α sebesar (0,469>0,05). Sehingga, variabel usia dan variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap variabel pengetahuan ibu hamil tentang obat analgesik dan antipiretik selama kehamilan.
PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN PRODUK PEMUTIH DAN PENCERAH DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA Khintan Rizky Fadhila; Dwi Rekno Ningrum; Anisah Febrian Rahmawati; Athaya Bella Azzahrya; Dewi Fatima Auzianingrum Muntari; Rini Ayu Agustin; Ayu Larasati; Dyandra Anjani Putri; Azza Maulidia El Java; Siti Sarah; Andreas Bayu Eka Wijayanto; Rahmadi Wahyu Bowolaksono; Firman Wahyudi; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Farmasi Komunitas
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.472 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v7i2.21806

Abstract

Konsep cantik di masyarakat salah satunya memiliki kulit putih dengan cara menggunakan produk pemutih dan pencerah kulit. Namun terdapat sejumlah produk pemutih yang mengandung bahan berbahaya. Pemilihan produk pemutih harus diperhatikan dengan baik dan benar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan penggunaan masyarakat mengenai produk pemutih dan pencerah, serta hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat mengenai produk pemutih dan pencerah. Penelitian dilakukan pada bulan September 2019 menggunakan metode survei, rancangan studi cross sectional dengan teknik purposive random sampling. Responden dalam penelitian adalah wanita berusia 16–35 tahun (n=130). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa produk pemutih dan pencerah yang paling banyak digunakan adalah produk komersil teregistrasi BPOM dengan persentase 69,2% (92 responden). Tingkat pendidikan pengguna produk pemutih dan pencerah tertinggi adalah tingkat sarjana dan pascasarjana yaitu dengan persentase 64,6% (84 responden). Rata-rata skor yang didapatkan dari 130 responden adalah 3,8. Sebanyak 87 responden (67%) memiliki skor di bawah 4,6 yang dikategorikan memiliki pengetahuan rendah mengenai produk pemutih dan pencerah. Uji korelasi Spearman menujukkan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden mengenai produk pemutih dan pencerah (p=0,016). Responden dalam penelitian memiliki tingkat pengetahuan rendah mengenai produk pemutih dan pencerah serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang produk pemutih dan pencerah.
PENGETAHUAN MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGENAI DISPEPSIA, GASTRITIS, DAN GERD BESERTA ANTASIDA SEBAGAI PENGOBATANNYA Friesca Surya Nurhaidah; Shafira Dwita Anugrah; Annisa Febriani Putri; Wiwin Dwi Rahmadani Tukloy; Salsabila Khairunnisa; Luthfia Hany Primadani; Tri Wahyudi; Aisyia Aisyia; Abby Rahmat Kamaruzzaman; Kambarwati Nur Shofa; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 8 No. 2 (2021): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.693 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v8i2.24116

Abstract

Peningkatan kasus penyakit tidak menular terjadi dalam 5 tahun terakhir di Indonesia, salah satunya adalah Indigestion yang merupakan sekumpulan gejala saluran pencernaan atas meliputi rasa nyeri atau tidak nyaman di area gastro-duodenum. Yang termasuk dalam indigestion diantaranya dispepsia, gastritis, dan GERD dimana seringkali antasida digunakan sebagai terapi pengobatan pada ketiga penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan mahasiswa fakultas kesehatan dan non-kesehatan Universitas Airlangga mengenai dispepsia, gastritis dan GERD dan penggunaan obat antasida. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei cross sectional, dengan instrumen kuesioner online. Sejumlah 102 orang, mahasiswa fakultas kesehatan sebanyak 30 orang dan non kesehatan sebanyak 72 orang diambil dengan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan semua orang mengenai dispepsia, gastritis dan GERD yang baik sebesar 12 (11,8%) orang cukup sebesar 40 (39,2%) orang, dan kurang sebesar 50 (49%) orang. Tingkat pengetahuan semua orang pada aspek pengobatan yang baik sebesar 8 (7,8%) orang, cukup 35 (34,3%) orang, dan kurang sebesar 59 (57,8%) orang. Adanya perbedaan bermakna (p=0.000) tingkat pengetahuan antara sampel mahasiswa kesehatan dan sampel mahasiswa non-kesehatan. Upaya promosi kesehatan merupakan hal penting untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai perbedaan dispepsia, gastritis, GERD beserta antasida sebagai pengobatan.
Pengetahuan Mahasiswa Non-Kesehatan tentang Penggunaan Obat Antipiretik secara Swamedikasi Nursanti Arya Pratiwi; Aanisah Nabiilah; Ajeng Ambar Sari; Andyko Ismareka Putra; Cordellia Calista Amelia; Hana Sofiana Maghfira; Nada Aprilliya; Rizdamaya Lintang Herfadanti; Virnanda Syafira Hartatiningrum; Yunita Nita
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 9 No. 1 (2022): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.5 KB) | DOI: 10.20473/jfk.v9i1.24127

Abstract

Swamedikasi merupakan upaya pengobatan sendiri tanpa resep dokter. Antipiretik menempati posisi pertama sebagai obat yang paling banyak dibeli dalam pelaksanaan swamedikasi. Swamedikasi juga banyak dilakukan oleh mahasiswa. Namun, kesalahan dalam swamedikasi masih banyak ditemukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang penggunaan dan praktik pemilihan obat antipiretik secara swamedikasi oleh mahasiswa non- kesehatan Universitas Airlangga. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross-sectional dengan cara survei. Responden dipilih menggunakan metode purposive sampling. Instrumen pengambilan data adalah kuesioner yang disebarkan secara online melalui google form. Survei diikuti oleh 111 responden yang merupakan mahasiswa non-kesehatan Universitas Airlangga yang pernah melakukan swamedikasi obat antipiretik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 13 (11,71%) responden memiliki pengetahuan rendah, 74 (66,67%) memiliki pengetahuan sedang, dan 24 (21,62%) memiliki pengetahuan tinggi tentang penggunaan obat antipiretik secara swamedikasi. Mayoritas pengetahuan mahasiswa non-kesehatan Universitas Airlangga tentang penggunaan obat antipiretik secara swamedikasi masuk dalam kategori sedang. Pengetahuan penggunaan dan praktik yang benar dalam pemilihan obat antipiretik secara swamedikasi perlu ditingkatkan agar terwujud keberhasilan dalam pengobatan.